“Kami (KPU-red) telah mendata berapa logistik yang
sudah tidak bisa dipakai. Kekurangan itulah yang kita produksi lagi,
tetapi tidak lagi menggunakan bahan dari alumunium. Kami mengusulkan
ada 2 pilihan yakni bahan plastik dan kardus yang ada lapisan anti
airnya, jadi kalau dipakai di wilayah kepulauan ketika kita
distribusikan kesana kalau kena air tidak rusak,” ujar Komisioner KPU
Arif Budiman, Selasa (3/9), di sela-sela acara orientasi pers yang
diselenggarakan oleh KPU yang diikuti oleh wartawan media massa baik
cetak maupun elektronik di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Salah
satu hal yang menjadi pertimbangan digunakan logistik berbahan plastik
dan kardus ialah lebih ekonomis dan tepat guna. “Alasan menggunakan
plastik dan kardus adalah pertama lebih murah,” pungkas Arif.
“Kedua, dia (logistik-
red)
nanti jadi barang habis pakai agar tidak disimpan dalam bentuk lama,
karena menyimpan barang dalam bentuk lama juga membutuhkan anggaran
lebih besar. Sebagai contoh, KPU Kota surabaya setiap tahun harus
mengeluarkan anggaran minimal 100 juta, dan tiap tahun naik sewa
gudangnya hanya untuk menyimpan alat-alat itu,” terang Arif
mencontohkan.
Terkait dengan alokasi dana logistik, anggaran
untuk seluruh logistik pemilu mengambil porsi 24 persen dari total
seluruh anggaran yang diajukan oleh KPU.
“Untuk logistik pemilu,
kita menganggarkan sekitar 24 persen dari 100 persen anggaran, dan 63
persen digunakan untuk membiayai honorarium petugas ad hoc mulai dari
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS),” kata Arif yang juga
mantan Komsioner KPU Provinsi Jawa Timur.
Sementara itu, tujuan
diselenggarakan orientasi pers ini ialah penyelenggara pemilu yakni KPU
dapat mendapatkan masukan dari wartawan yang selama ini meliput
pemberitaan tahapan Pemilu 2014.
“Kegiatan ini kita arahkan agar
kita lebih saling mengenal antara rekan-rekan pers dengan
penyelenggara pemilu, lalu kami memahami kebutuhan rekan-rekan pers
dalam proses liputan,
contentnya, caranya seperti apa,
sehingga ada arus timbal balik, tidak hanya narasumber memberikan
materi secara sepihak, memonopoli kebenaran. Tetapi juga bisa ada
feedback dari rekan-rekan pers,” papar Ketua KPU Husni Kamil Manik dalam sambutannya.
Selain
itu, Husni juga mengharapkan dapat tercipta hubungan yang harmonis dan
rasa kebersamaan antara KPU dan jurnalis yang meliput penyelenggaraan
Pemilu 2014.
“Kalau di militer ada yang namanya jiwa korsa, kita
bisa menimbulkan feel seperti itu diantara para jurnalis dengan
penyelenggara pemilu. Sehingga tidak ada sekat-sekat yang mengakibatkan
distorsi pemberitaan, dapat diminamilisir dari hari ke hari. Dengan
semangat kebersaaman, bisa juga menciptakan suasana yang sinergis antara
narasumber dengan rekan-rekan pers,” tutup Husni.
Selain Ketua
dan Anggota KPU di atas, orientasi pers tersebut juga dihadiri oleh
Anggota KPU lainnya yakni, Sigit Pamungkas dan Ferry Kurnia Rizkiyansyah
yang bertindak sebagai narasumber.
(ook/red)