POLRI selaku pelindung, pengayon dan pelayanan
masyarakat serta aparat penegak hukum yang profesional melalui
pelaksanaan yang diberi nama “Mantap Brata 2014” bertugas mengamankan
Pemilu 2014 agar dapat berjalan lancar, tertib dan aman. Agar tugasnya
berjalan efektif, efesien dan akuntabel perlu adanya pelatihan secara
terpadu.
Pelaksanaan simulasi pengamanan Pemilu tahun 2014
melibatkan personil gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Jakarta
Pusat dan anggota Polsek serta Pengamana Dalam KPU.
Diawali
sterilisasi oleh pihak Pamdal dibantu anggota Kepolisian di pintu utama
depan gerbang kantor KPU, bagi siapapun tamu yang akan memasuki kantor
terlebih dahulu diperiksa, terutama yang membawa tas atau
barang-barang. Pemeriksaan kembali dilakukan bagi tamu yang akan
menghadiri rapat pleno oleh pihak Pamdal dan Anggota Kepolisian di
pintu gedung yang akan menuju ke lantai II.
Gambaran kegaduhan
simulasi di ruang rapat utama lantai II tempat Komisioner KPU RI dan
Sekjen KPU melaksanakan rapat sidang pleno penetapan hasil suara
pemilu legislatif 2014, dimana pada saat sidang berlangsung dan
dilakukan pembacaan hasil dari KPU Provinsi ada perwakilan partai
politik “XX” melakukan protes dan menganggap penghitungan tersebut tidak
sah dan meminta penghitungan ulang, situasi memanas saat pimpinan
rapat mulai membacakan hasil suara di KPU Provinsi “YY”, yang dianggap
tidak sesuai dengan hasil yang sebenarnya, sehingga terjadi aksi protes
dengan membuat suasana gaduh dan mengutarakan kata-kata yang tidak
senonoh yang ditujukan kepada komisioner KPU.
Usai simulasi
Wakapolda Jarno mengatakan latihan ini bagian dari kesiapan Polda Metro
Jaya untuk mengamankan pemilu 2014, perintah pimpinan kita harus siap.
Ada
delapan kesiapan yang harus disiapkan, salah satunya siap lawprof
adalah bagian simulasi. Yang perlu kita pahami bahwa latihan ini adalah
mengasah kemampuan, mengasah kemampuan dalam rangka menjaga
profesionalisme itu yang pertama.
Yang kedua kita mengajarkan
melatih anggota untuk mengenali lebih awal karateristik objek yang akan
diamankan, mulai dari KPU kemudian Bawaslu, MK dan DPR, karateristik
kerawanan apa yang kemungkinan-kemungkinan terjadi selama pemilu 2014.
“Kalau di KPU misalnya pada saat ada tahap-tahap yang rawan terkait
dengan sidang pleno penetapan hasil pemilu legislatif, sidang pleno
penetapan pemilu presiden, inilah yang akan kita lakukan apabila terjadi
kegiatan-kegiatan rawan itu yang kita lakukan pengamanan,” ungkap
Jarno.
Simulasi seperti itu bertujuan untuk menanamkan kepada
anggota-anggota, supaya mereka betul-betul sejak dini sudah tahu persis
apa yang harus dilakukan di KPU kalau ada gangguan, termasuk
sterilisasi berbagai ancaman bom atau ada benda yang dicurigakan.
Pada
simulasi ini diterjunkan 450 orang, sedangkan anggaran jadi satu
kepada anggaran pemilu yang diberikan kepada Polda Metro Jaya secara
transparan, dengan pagu anggaran untuk pengamanan pemilu dengan
pengajuan 203 milyar tetapi disetujui 107 milyar.
“Evaluasi
latihan hari ini cukup bagus, karena ancaman rill yang kira-kira terjadi
di KPU seperti itu, kejadian-kejadian seperti itu juga pernah terjadi
ketika penetapan partai politik, ada riak-riak kecil yang ribut seperti
itu,” pungkas Jarno di akhir acara.
(dosen. FOTO KPU/dosen/hupmas)
sumber:www.kpu.go.id